Senin, 07 Juli 2014

Produk Herbal untuk Mengatasi Kurang Darah

kurang darah (anemia)
Banyak orang yang keliru membedakan antara kurang darah (Anemia) dan darah rendah. Keduanya memang merupakan gangguan kesehatan yang menyerang darah, tapi perlu Anda ketahui bahwa kedua istilah tersebut memiliki arti yang berbeda. Kebanyakan orang menganggap bahwa Anemia dan darah rendah merupakan gangguan kesehatan yang sama, padahal anemia dan darah rendah merupakan kondisi gangguan kesehatan yang berbeda. Simak yuk! ulasan berikut ini mengenai perbedaan antara anemia dan darah rendah, dan bagaimana cara mengatasinya, adakah produk herbal untuk mengatasi kurang darah dan darah rendah?.

Selain dikatakan sebagai sinonim (persamaan kata), kesalahpahaman lain yang dipercaya banyak orang terkait anemia dan penyakit darah rendah alias hipotensi itu adalah ketika seseorang diketahui menderita hipotensi (darah rendah), sudah pasti ia juga menderita anemia. Padahal keduanya juga tak selalu saling berkaitan. Singkatnya, "Kalau darah rendah itu tekanan darahnya yang rendah atau lemah, ini diukurnya dengan menggunakan tensi meter. Sedangkan anemia adalah butir darah merahnya yang berkurang, ini diukurnya pakai Hb meter".

Anemia atau kurang darah adalah kondisi di mana jumlah sel darah merah atau hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal, atau kondisi dimana seseorang tidak memiliki sel-sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen yang memadai ke setiap organ dan jaringan tubuhnya. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang berperan dalam mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Akibat dari anemia adalah transportasi sel darah merah akan terganggu dan jaringan tubuh si penderita anemia akan mengalami kekurangan oksigen untuk menghasilkan energi sehingga akan mengganggu kinerja organ tubuh.

Penyebab Anemia - Anemia terutama disebabkan oleh kehilangan darah, kekurangan produksi sel darah merah atau perusakan sel darah merah yang lebih cepat dari normal. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh:
  1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat dan vitamin C, serta unsur-unsur lain yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
  2. Perdarahan yang berlebihan, contohnya; wanita yang sedang menstruasi rawan terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki persediaan zat besi yang cukup.
  3. Kehamilan. Wanita yang sedang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
  4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran pencernaan seperti gastritis, radang usus buntu, dan lain-lain dapat menyebabkan anemia.
  5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung (aspirin, obat anti inflamasi,dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antacid, pil KB, obat anti artritis, dll).
  6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini bisa menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
  7. Penyakit radang kronis seperti lupus, artritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker, dan penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia karena memengaruhi proses pembentukan sel darah merah.
Gejala Anemia -  Gejalanya bervariasi, mulai dari kelelahan, muka pucat, jantung berdetak cepat tapi tak beraturan, sesak napas, nyeri dada, pening, gangguan kognitif, hingga tangan terasa dingin, begitu pula dengan kaki, serta sakit kepala.

Sedangkan kebalikan dari darah tinggi (hipertensi) yaitu darah rendah atau lengkapnya penyakit tekanan darah alias hipotensi menunjukkan kondisi dimana tekanan darah Anda lebih rendah dari tekanan darah normal yaitu 120/80 mmHg. Dalam hal ini 120 mmHg menunjukkan tekanan darah sistolik (tekanan darah saat terjadi kontraksi otot jantung) dan 80 mmHg merupakan tekanan darah diastolik (tekanan darah saat jantung tidak berkontraksi atau tengah beristirahat).

Menurut pakar kesehatan, tekanan darah rendah baru dapat terjadi jika tekanan sistoliknya kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastoliknya di bawah 60 mmHg. Gejalanya antara lain; pening hingga terasa ingin pingsan, kurangnya konsentrasi, pandangan kabur, mual, demam, kulit pucat, sesak napas, kelelahan, depresi dan mendadak haus. 

Dilihat dari gejalanya, dapat dikatakan keduanya hampir mirip karena sama-sama menyerang darah. Hanya saja tampaknya tekanan darah rendah memperlihatkan gejala yang lebih parah daripada anemia. Jika darah rendah dibiarkan begitu saja tanpa penanganan, maka akan menimbulkan komplikasi yang berdampak pada kerusakan organ jantung dan gangguan endokrin maupun neurologis.

Tips Mencegah Anemia (Kurang Darah)

  • Makan makanan yang mengandung zat besi (daging, kacang, sayuran berwana hijau gelap, dan buah). Makanan yang mengandung zat besi penting untuk mereka yang membutuhkan zat besi tinggi seperti pada anak-anak, wanita menstruasi dan wanita hamil.
  • Makan makanan yang mengandung folat ( jeruk, pisang,  sereal,  dan pasta).
  • Makan makanan yang mengandung Vitamin B-12 (daging dan susu)
  • Makan makanan yang mengandung vitamin C (jeruk, melon,  dan buah beri)
  • Menghindari minuman yang dapat menghambat penyerapan zat besi, seperti kopi, teh, anggur merah, dan alkohol.
  • Untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil, sebaiknya periksa kesehatan saat hamil dan meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung zat besi.
ace maxs

Nah! selain dengan melakukan tips-tips diatas, ada juga Obat herbal untuk kurang darah (anemia) dan darah rendah yang banyak dicari oleh orang-orang sekarang ini, yaitu obat herbal Ace Max's. Terbuat dari perpaduan tanaman asli indonesia yaitu ekstrak kulit manggis dan daun sirsak yang saat ini sedang menjadi primadona dalam dunia pengobatan. Anda tertarik untuk mencobanya? silahkan klik DISINI! untuk melihat cara pesan dan daftar harganya. Selamat mencoba dan salam sehat ^_^.




Sumber:
health.detik.com
majalahkesehatan.com
dokita.co
www.pengobatantradisional.info

Rabu, 02 Juli 2014

Penyakit yang Sering Terjadi di Bulan Puasa

penyakit di bulan puasa
Berpuasa merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap umat muslim di seluruh dunia. Selain itu, puasa juga merupakan salah satu bentuk terapi untuk kesehatan, namun jika menjalankan ibadah puasa dengan cara yang salah atau tidak sehat maka beberapa penyakit pun bisa datang dan mengganggu kenyamanan kita saat menjalankan ibadah puasa. Waspadai gangguan penyakit yang sering muncul saat berpuasa, berikut ini akan di bahas mengenai beberapa penyakit yang umumnya sering terjadi di bulan suci ramadhan.

Untuk menjalankan ibadah puasa yang sehat, hal terpenting yang harus diperhatikan adalah mengatur menu makan sehat untuk sahur dan berbuka puasa, karena di saat itulah tubuh akan mendapatkan asupan makanan untuk mencukupi kebutuhan kalorinya. Lalu, ganguan-gangguan atau gejala penyakit apa saja yang mungkin terjadi di saat berpuasa?. Berikut ini beberapa Penyakit yang Sering Terjadi di Bulan Puasa.

1. Asam Lambung

Penyakit asam lambung akan terjadi ketika orang yang berpuasa langsung tidur, 30 menit setelah menjalani sahur. Maka dari itu, tidurlah 1 jam setelah sahur agar asam lambung tidak naik. Jika memang ingin tidur beberapa menit setelah sahur, gunakanlah bantal tinggi, untuk menahan asam lambung dalam tubuh agar tidak naik.

2. Konstipasi (sembelit)

Susah buang air besar sering dialami saat berpuasa. Sembelit bisa menyebabkan ambein (haemorroids), rasa nyeri disaluran anal dan gangguan pencernaan yang membuat perut terasa kembung. Kondisi ini normal saat kita berpuasa karena tubuh banyak menyaring makanan, kurang minum (cairan) dan kurang konsumsi serat.

Untuk mencegah hal ini cobalah saat berbuka dan sahur perbanyak makan-makanan tinggi serat (misal: dari biji-bijian dan buah-buahan), banyak minum air putih dan jika ingin mengkonsumsi karbohidrat dalam jumlah banyak pilihlah roti atau gandum yang mengandung bekatul.

3. Gangguan pencernaan

Saat berbuka puasa kita seringkali tak bisa mengontrol diri untuk makan banyak, akibatnya munculah penyakit yang mengganggu sistem pencernaan, seperti diare dan sakit perut. Penyebabnya karena makan berlebihan, terlalu banyak mengkonsumi makanan yang digoreng dan berlemak, makanan pedas, dan makanan yang memicu produksi gas, seperti telur, kubis, minuman berkarbornasi.

Untuk menghindari hal tersebut solusinya adalah dengan menghindari makan terlalu berlebihan saat berbuka puasa, kurangi minuman yang mengandung soda, akan lebih baik jika banyak mengkonsumsi jus buah dan air mineral. Hindari makan makanan yang digoreng dan makanan yang memproduksi gas, contohnya mie instan.

4. Tekanan darah rendah

Keringat yang berlebihan, rasa lemas, letih, lesu, tak ada energi, pusing terutama saat bangun dari posisi duduk, pucat, dan merasa ingin pingsan merupakan gejala-gejala yang umum dijumpai pada penderita tekanan darah rendah. Gejala ini umunya sering terjadi pada siang hari.

Biasanya gangguan ini terjadi karena sedikitnya jumlah asupan cairan dan kurangnya konsumsi garam. Untuk mencegah tekanan darah rendah atau kurang darah cobalah mulai tambah porsi minum dan garam di malam hari dan perbanyak istirahat di siang atau sore hari. Bila tekanan darah tetap rendah, segera konsultasi ke dokter.

5. Sakit kepala

Sakit kepala atau pening selalu dialami beberapa orang saat berpusa, karena mereka harus menghilangkan kebiasaan yang biasa dilakukan di siang hari, seperti merokok, minum kopi atau rutinitas kerjaan yang menuntut banyak tenaga, dan menahan rasa kantuk. Sakit kepala ini semakin parah jika dibarengi dengan tekanan darah yang rendah, bahkan bisa menyebabkan rasa mual sebelum waktu berbuka tiba.

Untuk mencegah dan mengurangi rasa sakit kepala, stop konsumsi kopi dan merokok selama puasa. Untuk menghindari ngantuk disiang hari, atur kembali jadwal tidur selama bulan Ramadhan.

6. Gula Darah Rendah

Gejala seperti lesu, pening, tubuh mudah lelah, konsentrasi yang buruk, mudah berkeringat, sakit kepala serta pusing saat sedang melakukan aktivitas merupakan gejala-gejala dari penyakit gula darah rendah. Pastikan Anda selalu berkonsultasi dengan dokter apabila Anda adalah penderita diabetes, namun bila Anda tidak menderita diabetes, gejala ini bisa disebabkan karena terlalu banyak mengkonsumsi gula saat sahur, misalnya terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat atau makanan manis saat sahur sehingga tubuh menghasilkan banyak insulin dan membuat glukosa darah menurun, yang akhirnya membuat tubuh menjadi lemas.

Untuk mencegah datangnya gejala penyakit gula darah rendah, sebaiknya kurangi makanan yang terlalu manis saat sahur sehingga jumlah gula darah di dalam tubuh tetap seimbang.

7. Kram Otot (kejang otot)

Biasanya disebabkan karena tubuh kelelahan, kurang konsumsi kalsium, magnesium, dan kalium. Untuk mencegahnya, biasakanlah mengkonsumsi makanan yang kaya akan kalsium, magnesium dan kalium, yang biasanya terdapat pada produk susu, daging, buah-buahan serta sayuran.

8. Batu Ginjal

Batu ginjal umumnya terjadi pada orang yang kurang minum, oleh karena itu untuk penderita bantu ginjal, disarankan perbanyak minum air putih saat berbuka dan sahur untuk mencegah pembentukan batu ginjal. Selain itu, banyak minum saat berbuka dan sahur juga bisa mencegah dehidrasi muncul saat melaksanakan ibadah puasa karena banyaknya aktivitas yang dilakukan atau melakukan pekerjaan yang membuat keluar banyak keringat.

9. Radang Tenggorokan

Gorengan sering dipilih banyak orang yang berpuasa sebagai cemilan ketika waktu berbuka tiba. Menurut Pakar Gizi Rumah Sakit Pusat Pertamina, dr. Titi Sekarindah, MS, SpGK, boleh saja orang yang berpuasa memilih gorengan sebagai cemilan ketika waktu berbuka puasa tiba, asalkan tidak terlalu banyak, 1 buah saja cukup.

Pasalnya, apabila terlalu banyak mengkonsumsi gorengan ketika berbuka, akan merangsang tenggorokan menjadi sensitif, yang berujung pada radang tenggorokan.

10. Penyakit Maag

Salah satu penyakit yang cukup populer dan sering diderita saat sedang puasa adalah maag. Penyakit maag ini bisa mengganggu aktivitas yang biasa Anda lakukan sehari-hari. Nyeri di lambung ini biasanya diatasi dengan cara meminum obat maag, tetapi bagaimana bila sedang berpuasa?

Untuk mencegah sakit maag saat puasa, makanlah makanan berserat serta mengunyah 32 kali setiap makanan akan membantu pencernaan bekerja tidak terlalu keras. Awali dengan minuman yang hangat terlebih dahulu saat berbuka sehingga perut tidak sampai kaget. Minuman pembuka juga disarankan tidak terlalu manis. Anda juga bisa mengonsumsi obat maag pada saat sahur atau berbuka sesuai anjuran dokter, sehingga maag tidak sampai mengganggu aktivitas.

Itulah 10 jenis penyakit yang mungkin terjadi ketika sedang berpuasa. Semoga informasi yang disampaikan dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan, juga membuat Anda semakin berhati-hati dalam mengatur dan memilih menu makanan sehat di bulan puasa (ramadhan).

sumber:
www.smallcrab.com
health.liputan6.com
palingseru.com
www.vemale.com